PJ Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM_ saat memberi materi pada diskusi “Perbincangan Intens Tata Ruang (Pintar)” PWK ITN Malang

ITN Malang Dukung Penataan Kawasan Soekarno Hatta Jadi Wisata Milenial

PJ Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM; saat memberi materi pada diskusi “Perbincangan Intens Tata Ruang (Pintar)” PWK ITN Malang. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)


Malang, ITN.AC.ID – Penataan kawasan di sepanjang Jalan Sukarno Hatta (Soehat) Kota Malang menjadi bahasan menarik pada seminar “Perbincangan Intens Tata Ruang (Pintar)” Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang). Mengambil tema “Wisata Milenial Jalan Soekarno Hatta Kota Malang”, Pintar tidak hanya dihadiri oleh mahasiswa PWK ITN Malang, namun juga mahasiswa dari kampus lain.

Menghadirkan tiga pembicara, yakni PJ Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM; Prof. Dr. Ir. Surjono, MTP., dosen Univ Brawijaya, dan Dr. Ir. Ibnu Sasongko, MT, dosen PWK ITN Malang sekaligus Praktisi Ahli Perencanaan Indonesia (IAP).

Rektor ITN Malang, Awan Uji Krismanto ST., MT., Ph.D., menerangkan, tata ruang tidak bisa berdiri sendiri melainkan harus terintegrasi dengan bidang lainnya. Dengan sinergi antara pemerintah daerah dan akademisi rektor yakin impian mewujudkan Kota Malang yang nyaman, dan kota pendidikan yang representatif bisa terwujud.

“Harus ada komitmen dari semua pihak. Kami berharap permasalahan-permasalahan di Kota Malang, baik itu banjir, parkir, kemacetan akan teratasi dengan adanya sinergi dari semua pihak. Kami ITN Malang siap mendukung Pemerintah Kota Malang untuk mewujudkan Kota Malang nyaman, bersih, dan rapi,” ujarnya di Aula Kampus 1 ITN Malang, Sabtu (18/05/2024).

Baca juga : Tingkatkan Pariwisata, Pemerintah Kota Blitar Gandeng ITN Malang

Sementara itu, Pj Wali Kota Malang Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM., menjelaskan kawasan Jalan Soekarno Hatta memiliki potensi yang besar untuk dijadikan wisata milenial, sekaligus memecah konsentrasi keramaian di Kayutangan Heritage. Soehat dengan berbagai permasalahannya juga perlu segera dipecahkan.

“Saat ini potensinya (Soehat) tinggi, dari kalangan mahasiswa, ada kafe dan lain-lain. Nanti akan kami atur. Selama ini terjadi kemacetan, dan permasalahan lainnya akan dicarikan solusi,” tuturnya.

Rektor ITN Malang, Awan Uji Krismanto ST., MT., Ph.D., siap mendukung Pemerintah Kota Malang untuk mewujudkan Kota Malang nyaman, bersih, dan rapi. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)

Wahyu juga mengapresiasi ITN Malang yang memberi respon positif terhadap permasalahan di Kota Malang. Sehingga bisa diadakan seminar dengan mengundang pakar dari UB, ITN, dan ada juga penyanggah dari IAP duduk bersama membahas terutama tentang kemacetan dan mengatur Kawasan Sukarno Hatta.

Wahyu menyebutkan, Kawasan Soehat sudah cukup siap untuk ditata menjadi kawasan wisata khusus milenial. Kawasan ini memiliki konsep berbeda dengan Kawasan Kayutangan Heritage yang berkonsep kolonial.

“Kalau nanti (wisata) diarahkan ke Kawasan Soehat tentunya kami akan duduk bersama dengan masyarakat, perguruan tinggi untuk bisa menyelesaikan. Sekaligus mencari solusi terhadap permasalahan di Soehat. Seperti kemacetan bisa dihindari apabila ada perencanaan yang matang. Ini baru awal nanti ada pertemuan-pertemuan lagi untuk ‘Perbincangan Intens Tata Ruang Soehat’ hingga ada solusi terbaik,” jelas alumnus S-1 PWK ITN Malang, angkatan 1985 ini.

Dalam kesempatan tersebut Wahyu juga menyampaikan di tahun 2025 masyarakat Kota Malang sudah bisa menikmati transportasi publik gratis dengan fasilitas ber-AC. Transportasi publik rencananya akan melewati tiga titik/ kawasan, yakni kawasan pendidikan, perdagangan, dan perkantoran. Transportasi tersebut terpantau oleh komputer sehingga bisa berjalan tepat waktu, dengan kecepatan yang sudah ditentukan.

“Angkutannya ber-AC, titik-titiknya (rute) sudah jelas. Dishub sudah mengumpulkan pemilik angkot-angkot tersebut untuk saling sharing.  Semoga ini bisa untuk menyelesaikan permasalahan transportasi dan menjadi solusi di tahun 2024 mendatang,” katanya.

Baca juga : Bangkit dan Terus Berkarya, Reuni Planologi ’85 ITN Malang Dihadiri PJ. Wali Kota Malang dan Sekda Kota Samarinda

Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) ITN Malang, Arief Setiyawan ST., MT mengatakan, Kawasan Soehat sudah dikaji oleh sejumlah akademisi dan dinyatakan sangat layak untuk dikembangkan menjadi wisata milenial.

“Kami ingin menangkap dari sisi akademisi bahwa setelah ada wisata kolonial heritage Kayutangan, juga inginnya Kota Malang memiliki wisata yang lebih milenial. Untuk mengembangkan Kawasan Soehat tidak mungkin langsung atau menyeluruh. Nanti bisa dibuat per segmen (koridor). Akan terus dikaji tentunya,” kata Arief. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)




Rektor ITN Malang Awan Uji Krismanto, ST., MT., Ph.D, mendapat potongan tumpeng pertama dari Kaprodi Teknik Sipil S-1 ITN Malang, Dr. Yosimson P Manaha, ST., MT (1)

Dies Natalis Teknik Sipil S-1, Rektor Berharap Teknik Sipil Semakin Cepat dalam Melangkah

Rektor ITN Malang Awan Uji Krismanto, ST., MT., Ph.D, mendapat potongan tumpeng pertama dari Kaprodi Teknik Sipil S-1 ITN Malang, Dr. Yosimson P Manaha, ST., MT, didampingi oleh Ketua Himpunan Mahasiswa Sipil (HMS) Audy Yitzack Adriansyah. (Foto: HMS ITN Malang)


Malang, ITN.AC.ID – Peringatan Dies Natalis ke-55 tahun Teknik Sipil S-1 Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) dihelat di Aula Kampus 1 ITN Malang, Jumat sore (17/05/2024). Dihadiri oleh Rektor ITN Malang Awan Uji Krismanto, ST., MT., Ph.D, Dekan dan Wakil Dekan 2 FTSP ITN Malang, Ketua Ikatan Alumni Teknik Sipil (IATS) ITN Malang Ir. Alief Akbari, MM, sivitas akademika teknik sipil, dan pensiunan dosen.

Rektor ITN Malang dalam sambutannya berharap, dengan bertambah dewasanya usia Teknik Sipil S-1 ITN Malang semakin bisa melangkah lebih cepat. Dengan terus memperkuat sinergi antar sivitas dan juga alumni.

“Usia 55 tahun teknik sipil merupakan usia yang seharusnya cukup dewasa untuk bisa melangkah lebih cepat lagi. Teknik sipil merupakan jurusan tertua, jurusan pertama yang dibuka bersama teknik mesin. Sepantasnya dan seharusnya pencapaian teknik sipil bisa lebih dari pada prodi lainnya,” ujar rektor.

Dies natalis merupakan momen yang luar biasa untuk civitas akademika dan alumni berkumpul dan semakin memperkuat sinergi. Di usia 55 tahun teknik sipil telah melahirkan banyak alumni sukses, dan menempati posisi-posisi penting baik di pemerintahan maupun swasta.

Baca juga: Pendatang Baru di Kompetisi Jembatan Indonesia, ITN Malang Lolos Final Bersaing dengan Perguruan Tinggi Ternama se-Indonesia

Untuk meningkatkan prestasi mahasiswa rektor berharap prodi juga turut menggandeng alumni untuk berkontribusi mengirimkan mahasiswa mengikuti event lomba. Sinergi juga bisa dengan menyalurkan mahasiswa dalam magang di perusahaan alumni. Sehingga setelah lulus mereka mendapat pengalaman lebih, dan cepat mendapatkan pekerjaan.

“Kedepan saya berharap Teknik Sipil ITN Malang semakin maju. Kami (institusi) juga berusaha meningkatkan sarana dan prasarana fasilitas prodi. Dengan sinergi kebersamaan antara alumni, prodi, dosen, dan mahasiswa saya yakin teknik sipil bisa menghadapi segala tantangan dan menjadi pemenang. Selamat dan sukses untuk Prodi Teknik Sipil ITN Malang,” seru rektor.

Musa, ST., alumnus Teknik Sipil S-1, ITN Malang angkatan 1998 memberikan sharing pada acara Dies Natalis ke-55 Teknik Sipil S-1 ITN Malang. (Foto: Yanur/Humas ITN Malang)

Kaprodi Teknik Sipil S-1 ITN Malang, Dr. Yosimson P Manaha, ST., MT, menjelaskan, sebagai institusi usia 55 tahun teknik sipil adalah usia yang matang dan dewasa serta bisa memberi pengaruh positif kepada masyarakat. “Kita doakan teknik sipil bisa berpengaruh, baik tingkat nasional maupun internasional. Selama ini teknik sipil telah meluluskan alumni yang berkompeten untuk pembangunan Indonesia,” tutur kaprodi yang akrab disapa Simson ini.

Dr. Simson menyerukan kepada sivitas teknik sipil untuk tidak merasa lekas puas atas pencapaian selama ini. Menurutnya, persaingan antar perguruan tinggi makin ketat, pasalnya hampir semua perguruan tinggi memiliki prodi teknik sipil. Maka Teknik Sipil ITN Malang harus mempunyai ciri khas sehingga dapat meluluskan mahasiswa teknik sipil yang bisa bersaing.

Menurutnya, selain proses perkuliahan, mengerjakan tugas, praktikum, semua dilakukan agar mahasiswa setelah lulus mampu bersaing di dunia kerja. Ini terbukti saat Teknik Sipil ITN Malang mengikuti lomba, mereka mampu bersaing dan bahkan mengalahkan perguruan tinggi yang cukup ternama.

“Untuk mempertahankan dan menjaga kualitas kita bisa berkaca pada 10 tahun lalu apa yang sudah dikerjakan. Dan, kira-kira 5 tahun kedepan apa yang akan terjadi. Kita tidak boleh terlambat memprediksi, agar alumni tidak tertinggal dengan perkembangan dunia industri,” harapnya.

Pada momen dies natalis kali ini juga diisi dengan sharing session alumni oleh Musa, ST., alumnus Teknik Sipil S-1, ITN Malang angkatan 1998. Musa menekuni bidang pekerjaan pada developer, kontraktor, dan media interior. Salah satunya Radjaland, merupakan perusahaan yang bergerak di bidang properti di Malang Raya.

Baca juga : IKA ITN Chapter Malang Ajang Silaturahmi dan Promosi

“Yang menyebabkan kontraktor rugi adalah adanya kecerewetan user. Kadang kami berhadapan dengan orang-orang (user) yang tidak paham teknik, tidak paham desain. Maka dari itulah pentingnya kesepakatan dan tandatangan kontrak kerja sebelum memulai pembangunan,” katanya. Menurutnya bisnis kontraktor itu bisnis yang sangat kompleks, maka membutuhkan orang-orang yang kuat secara mental. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)