Muhammad Khafid Kadafi Mahasiswa Arsitektur ITN Malang meraih bronze medal, Architecture Category, Asia Young Design Award (AYDA) Indonesia Awards 2022-23

Mahasiswa Arsitektur ITN Malang Raih Bronze Medal AYDA Indonesia Awards 2022/23

Muhammad Khafid Kadafi mahasiswa Arsitektur ITN Malang meraih bronze medal, Architecture Category, Asia Young Design Award (AYDA) Indonesia Awards 2022/23. (Foto: Istimewa)


Malang, ITN.AC.ID – Mahasiswa Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, meraih bronze medal, Architecture Category, Asia Young Design Award (AYDA) Indonesia Awards 2022/23. Prestasi tersebut diraih Muhammad Khafid Kadafi Mahasiswa Arsitektur ITN Malang, pada grand final AYDA di Ibis Style Hotel Tanah Abang, Jakarta pusat pada pertengahan Februari 2023 lalu. Khafid meraih  bronze medal dengan mengangkat tema Sustainable Architecture, berjudul ‘Desa Eduwisata Sumberejo’.

Kompetisi AYDA Indonesia Awards tahun ini mengambil tema ‘Converge Pushing the Reset Button’ dimana para peserta ditantang untuk merancang sebuah bangunan tanpa merusak alam. Sehingga  hubungan yang selaras antara manusia dan alam untuk hidup berdampingan terjaga.

Ajang penghargaan Nippon Paint ini sekaligus mendorong mahasiswa mendalami trend kebutuhan masyarakat secara global. Sehingga, mahasiswa termotivasi meningkatkan kemampuan dan daya saing untuk berkompetisi di kancah internasional. Seluruh pemenang AYDA mendapat apresiasi berupa uang tunai dan kesempatan magang.

Kompetisi dengan mahasiswa terbaik dibidangnya menjadi pengalaman tersendiri bagi Khafid. Apalagi mahasiswa asal Maumere, NTT ini pada kategori arsitektur harus berhadapan dengan empat finalis dari UGM. Masing-masing finalis harus melewati sesi presentasi 15 menit, dilanjutkan dengan sesi QnA 15 menit, dan sesi awarding pada akhir acara.

Baca juga : Muhammad Khafid Kadafi Mahasiswa Arsitektur ITN Malang Menuju Grand Final Architecture Category, Asia Young Design Award (AYDA) 2022

“Rasanya bersemangat dan sangat senang, karena bisa bertemu dengan mahasiswa berbeda asal, beda kampus, serta beda pemikiran. Alhamdulillah tidak ada kendala berarti karena semua telah dipersiapkan,” ujarnya saat dihubungi lewat sambungan whatsapp.

Dalam desainnya Khafid mengangkat Desa Eduwisata Sumberejo sebagai desa wisata perkebunan berbasis edukasi. Sehingga pengunjung tidak hanya mendapatkan kebahagiaan psikis tetapi juga ilmu mengenai perkebunan. Ini sejalan dengan isu Pemerintah Kota Batu yang ingin menjadikan Kota Batu sebagai Kawasan Agropolitan.

Desain ‘Desa Eduwisata Sumberejo’ pemenang bronze medal AYDA Indonesia Awards 2022/23, Kategori Arsitektur karya mahasiswa Arsitektur ITN Malang. (Foto: Istimewa)

Sustainable Architecture yang ia garap menitik beratkan pada tiga aspek, yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan. Ketiga aspek ini merupakan solusi dari isu permasalahan, serta potensi yang ada di Desa Sumberejo. Dengan demikian, akan tercipta desa eduwisata yang dapat meningkatkan nilai ekonomi masyarakat sekitar Sumberejo, namun dalam penerapannya tetap mempertimbangkan nilai sosial serta menjaga lingkungan.

“Konsepnya adalah menciptakan desa wisata perkebunan berbasis edukasi, yang menyajikan pengalaman wisata yang bernilai edukasi. Pengunjung tidak hanya mendapatkan kebahagiaan psikis tetapi juga ilmu mengenai perkebunan,” lanjutnya.

Uniknya, Khafid merancang sebuah konsep rancangan berupa link bridge, yang merupakan penghubung antara manusia-bangunan dan sesama manusia. Link bridge merupakan jalur sirkulasi berbentuk panggung sehingga dapat menghubungkan bangunan satu dan bangunan lainnya. Sebagai ruang interaksi, link bridge berfungsi juga sebagai ruang interaksi bagi sesama pengunjung maupun bersama petani.

Dengan bantuan aplikasi 3D Sketchup, Khafid menyelesaikan konsepnya selama tiga bulan. Desainnya terlihat detail dan mencukupi kriteria penilaian. Seperti desain konsep, fungsi, inovasi desain, sustainable, visual, penggunaan warna, dan material.

Baca juga : Prodi Arsitektur dorong Mahasiswa Asah Pengalaman dan Kreativitas dengan Ayda Awards 2022

Bagi Khafid, dengan adanya kompetisi AYDA berskala internasional ini dapat menjadi wadah bagi junior architect untuk terus berkembang dan bereksplorasi lebih jauh khususnya bagi mahasiswa Arsitektur ITN Malang.

“Dengan adanya kompetisi seperti AYDA kami dapat memacu diri untuk terus berkembang. Mengasah dan mengembangkan kemampuan desain maupun berpikir dari segi konsep, penyelesaian masalah, hingga mengembangkan potensi yang berdampak bagi banyak orang. Desain yang baik adalah desain yang dapat memberikan dampak positif bagi banyak orang. Tidak hanya masalah bentuk, tetapi juga berdasarkan fungsi, efisiensi serta dampak bagi lingkungan,” bebernya. Dalam Kompetisi AYDA Khafid dibawah bimbingan Moh. Syahru Romadhon Sholeh, ST., M. Ars. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)

 




Ahmad Fauzi, mahasiswa Teknik Sipil S-1, ITN Malang

Ormawa dan Pembentukan Karakter Mahasiswa sebagai Tonggak Kemajuan Peradaban

Mahasiswa dituntut berpikir cepat dan tepat dalam menyikapi suatu fenomena atau persoalan yang ada di tengah masyarakat. Semua bisa dilatih melalui Ormawa. (Ahmad Fauzi, mahasiswa Teknik Sipil S-1, ITN Malang)


Malang, ITN.AC.ID – Sejak diberlakukannya UU No 12 Tahun 2012 tentang perguruan tinggi, dimana salah satu poinnya mengatur tentang mahasiswa, serta sarana penunjang pembelajaran yang berbasis keilmuan melalui kegiatan kokulikuler dan ekstrakulikuler. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah yang menyadari bahwa pentingnya peran Ormawa untuk menghasilkan mahasiswa yang mempunyai daya saing dalam menghadapi globalisasi disegala bidang. Organisasi mahasiswa atau yang biasa disingkat (Ormawa) merupakan badan kokurikuler dan ekstrakurikuler yang merupakan wadah penyaluran minat, bakat, dan kemampuan mahasiswa.

Secara umum mahasiswa diistilahkan sebagai insan dewasa yang memiliki kesadaran sendiri dalam mengembangkan potensi diri melalui berbagai kegiatan. Seperti: pembelajaran, pencarian kebenaran ilmiah, penguasaan, pengembangan, dan pengamalan suatu cabang ilmu pengetahuan atau teknologi sebagai usaha untuk menjadi seorang ilmuwan. Mereka juga bisa menjadi intelektual, praktisi, atau profesional yang mempunyai karakter sebagai seorang insan terdidik.

Baca juga : Mudahkan dan Perluas Penjualan, PPK Ormawa ITN Malang Ajari Warga Sumberejo Operasikan Website

Mengembangkan ilmu pengetahuan, intelektualitas, serta kemampuan berpikir, menjadi tuntutan sekaligus tanggung jawab mahasiswa hingga pasca menjadi mahasiswa. Dalam UU No 12 Tahun 2012 tentang pendidikan tinggi, mahasiswa teknik bisa digolongkan dalam insan akademik yang menggeluti rumpun ilmu terapan. Namun, tidak bisa lepas pula dari beberapa rumpun ilmu seperti, agama, humaniora, sosial, alam, dan ilmu formal lainnya.

Engineer mempunyai peran yang sangat penting dalam kemajuan peradaban suatu bangsa. Dimana indikator kemajuan peradaban salah satunya adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sudah pasti mahasiswa engineer disiapkan dan diharapkan mampu untuk berpikir cepat dan tepat dalam menyikapi suatu fenomena atau persoalan yang ada di tengah masyarakat. Dengan tugas-tugas yang secara otomatis melekat pada seorang mahasiswa engineer maka mengandalkan pengetahuan belajar di kelas saja tidak akan cukup. Instrumen pendukung sangat diperlukan dalam mengembangkan potensi, minat, bakat, dan kemampuan mahasiswa, salah satunya organisasi mahasiswa.

Mengapa seorang engineer penting untuk berorganisasi? Melihat tanggung jawab mahasiswa teknik yang nantinya akan terjun ke masyarakat maka mereka dituntut untuk berpikir cepat dan tetap dalam komitmennya untuk menyelesaikan persoalan di tengah-tengah masyarakat dengan memperhatikan berbagai aspek, seperti agama, sosial, humaniora, dan lingkungan.

Baca juga : Civil Gathering Eratkan Mahasiswa Baru dengan Civitas Teknik Sipil

Oleh karenanya, proses atau pola belajar mahasiswa harus dibiasakan dengan kegiatan-kegiatan yang melatih kepemimpinan, berpikir, dan berdiskusi keilmuan. Tidak hanya di bidang keteknikan, tapi juga mempunyai wawasan mengenai bidang-bidang lainnya yang mendukung bidang keilmuan teknik. (Fauzi/mahasiswa ITN Malang)




FTSP ITN Malang melaksanakan yudisium ke-69 periode 1 tahun 2023 bertema budaya

FTSP ITN Malang Gelar Yudisium, Dekan: Tidak Ada Bekas Dosen

FTSP ITN Malang Gelar Yudisium, Dekan: Tidak Ada Bekas Dosen


Malang, ITN.AC.ID – Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang menggelar yudisium bertema budaya. Yudisium ke-69 periode 1 tahun 2023 program strata satu (S-1) diikuti oleh 122 peserta, dari Prodi Teknik Sipil, Teknik Geodesi, PWK, Arsitektur, dan Teknik Lingkungan.

Dekan FTSP, ITN Malang, Dr. Ir. Hery Setyobudiarso M.Sc, menyatakan, ke-122 peserta yudisium dari lima prodi di lingkungan FTSP ITN Malang dinyatakan lulus dan mendapat gelar sarjana teknik. Setelah sebelumnya mereka melewati berbagai tantangan selama mengikuti perkuliahan, dan melewati masa-masa sulit pandemi.

Baca juga : ITN Malang Siap Sumbang Pemikiran untuk Trenggalek

“Setelah ini (lulus) saudara dihadapkan pada banyak hal. Selalu belajar, dan terus belajar. Pesan saya junjung tinggi almamater ITN Malang. Jangan ada cela, saudara lulus dari sini menyongsong dunia baru. Jangan lupa setelah ini tidak ada bekas dosen, tidak ada bekas guru. Kalau nanti bertemu kami silakan menegur,” ujar Hery saat membuka yudisium fakultas di Lapangan Merah, Kampus 1 ITN Malang, Jumat (17/02/2023).

Hery berpesan, proses pendidikan bagi alumni tidak berhenti di jenjang strata satu. Setelah lepas S-1 alumni ITN Malang sangat berpeluang meneruskan ke jenjang S-2, dan S-3. Belajar pun tidak hanya lewat pendidikan formal. Pendidikan non formal juga perlu digali untuk menambah pengetahuan dan keterampilan.

Dekan FTSP, ITN Malang, Dr. Ir. Hery Setyobudiarso M.Sc, (paling kanan) usai memberi apresiasi kepada lulusan terbaik dan peserta dengan pakaian adat terbaik. Foto (Mita/Humas ITN Malang)

“Saya percaya saudara punya banyak kesan selama kuliah di ITN Malang. Baik itu kesan baik, ataupun kurang baik. Masa-masa sulit saudara dalam menempuh kuliah, orang tua yang mendampingi, dan bangsa Indonesia saat menghadapi pandemi. Saudara memiliki kemampuan untuk bisa melampaui itu. Semoga saudara semua mencapai keberhasilan,” lanjutnya.

Dari ke-122 lulusan FTSP ITN Malang terdapat Diva Tri Fena, mahasiswa Teknik Lingkungan S-1. Diva merupakan lulusan terbaik FTSP ITN Malang dengan IPK 3.70. Alasan lain didapuknya mahasiswa asal Batanghari, Jambi ini sebagai wisudawan terbaik adalah masa studinya, yakni 3.5 tahun.

Menurut Diva, selama kuliah di ITN Malang ia mendapatkan pengalaman yang sangat berharga yang bisa menambah skill. Mendapat bimbingan pengajaran dari para dosen yang kompeten dan profesional. Tidak hanya bidang akademik, dosen juga membantu menggali potensi dan memberikan pelajaran mengenai dunia kerja.

Baca juga : Kolaborasi ITN Malang-Undana Buka Peluang Kontribusi untuk NTT

“Dosen selalu memberikan support dan memfasilitasi kami dalam kegiatan internal maupun eksternal. Kami bangga bisa menjadi alumni ITN Malang. Terima kasih dan sukses selalu untuk ITN Malang,” ujar Diva. Atas prestasinya, FTSP ITN Malang memberikan apresiasi berupa uang tunai. Apresiasi juga diberikan kepada dua peserta putra-putri dengan pakaian adat terbaik. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)




Pengurus Nasional Ikatan Alumni (IKA) ITN Malang resmi dilantik

Pengurus Nasional IKA ITN Malang Dilantik, Ketua Umum Harapkan IKA ITN jadi Pusat Informasi Bagi Stakeholder

Pengurus Nasional Ikatan Alumni (IKA) ITN Malang resmi dilantik. (Foto: Yanuar/ITN Malang)


Malang, ITN.AC.ID – Ketua Umum Ikatan Alumni (IKA), Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang melantik dan mengambil sumpah Pengurus Nasional IKA ITN Malang masa bakti 2023-2025. Pelantikan yang dihelat di Auditorium Kampus 1 ITN Malang, Jawa Timur ini dihadiri langsung oleh Rektor ITN Malang dan Ketua Yayasan Perkumpulan Pengelola Pendidikan Umum dan Teknologi Nasional (P2PUTN) Malang, Sabtu (11/2/2023).

Rangkaian prosesi pelantikan diawali dengan penyerahan PATAKA dari Ketua Umum IKA ITN Malang kepada Rektor ITN Malang. Dilanjutkan dengan pembacaan Surat Keputusan (SK) dan pembacaan ikrar oleh Ketua Umum IKA ITN Malang diikuti oleh seluruh pengurus yang dilantik. Rangkaian pelantikan ditutup dengan penyematan secara simbolis PIN IKA Alumni ITN Malang oleh Ketua Umum IKA ITN Malang kepada perwakilan pengurus diikuti oleh pengurus lainnya.

Nyoman Sugiartha Ariantara, Ketua Umum IKA ITN Malang menyatakan, IKA ITN Malang sebagai pusat informasi yang menghubungkan satu sama lain dan kolaborasi seluruh stakeholder. Mengkoneksikan alumnus dengan alumni, alumni dengan almamater, dan juga pengembangan adik-adik mahasiswa.

“IKA ITN Malang telah memiliki beberapa chapter (wilayah). Tentunya akan memberi nilai sendiri. Membentuk sebuah nama ITN baru menjadi nama ITN unggulan seperti yang diharapkan oleh para pendiri yayasan,” ujar Nyoman.

Ada empat bidang dalam kepengurusan IKA ITN Malang. Yakni, Bidang Data, Pengembangan Organisasi dan Kemitraan; Bidang Keilmuan, Riset, dan Kurikulum; Bidang Bina Usaha, Kesejahteraan Alumni dan Pengabdian Masyarakat, serta Bidang Karir dan Kemahasiswaan, dengan total 11 sub bidang.

Baca juga : Kongres Pertama, Nyoman Sugiartha Ariantara Alumni Teknik Mesin S-1 Terpilih jadi Ketua IKA Nasional ITN Malang

Menurut Nyoman, kepengurusan Nasional IKA ITN Malang sudah siap melakukan berbagai kegiatan. Sebagai program awal, dalam waktu dekat IKA ITN Malang akan menggelar job fair. Menariknya job fair ini akan diisi oleh perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh alumni, dan perusahaan-perusahaan dimana alumni bekerja di dalamnya. Selain itu IKA ITN Malang juga akan menggelar sertifikasi insinyur Indonesia. Dimana sertifikasi menjadi salah satu prasyarat kelulusan sebagai sarjana teknik. Dan program unggulan lainnya adalah pembentukan lembaga sertifikasi profesi (LSP) terutama yang menyangkut safety. Karena ini merupakan kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seluruh teknisi.

“Tentunya (program) ini akan menjadi gelora yang sedikit berbeda. Saya sendiri telah menyiapkan mahasiswa preneur bersama dengan salah satu yayasan (Kanirana Coaching). Ke depan ketika ada mahasiswa yang ingin jadi entrepreneur kami bisa mengakomodir. Bukan hanya sebuah nilai yang tertera di dalam akademik tapi mereka memiliki value untuk menjadi entrepreneur. Ini menjadi luar biasa kalau bisa berkolaborasi,” imbuh alumnus Teknik Mesin S-1 angkatan ’88 ini.

Acara pelantikan Pengurus Nasional IKA ITN Malang masa bakti 2023-2025 dihadiri Rektor ITN Malang, dan Ketua Yayasan P2PUTN Malang, Sabtu (11/2/2023). (Foto: Yanuar/ITN Malang)

Terbentuknya IKA ITN Malang mendapat apresiasi dari Rektor ITN Malang, Prof. Dr. Eng. Ir. Abraham Lomi, MSEE. Mengingat perjalanan terbentuknya IKA ITN Malang beberapa kali mengalami hambatan. Digagas mulai tahun 1991, diteruskan tahun 2005, dicoba lagi tahun 2010, dan ini terakhir di tahun 2022 hingga mengerucut terbentuknya kepengurusan di awal tahun 2023.

“Kami sebagai pimpinan ITN Malang mengucapkan terima kasih kepada kepengurusan Ikatan Alumni Nasional ITN Malang yang akhirnya terbentuk. Dimulai (terbentuk) dari wilayah-wilayah, hingga hari ini kepengurusan pusat dikukuhkan,” ujar rektor.

Rektor menjelaskan, saat ini PTN dan PTS tidak ada penyekatan. Semua berlomba-lomba menjadi yang terbaik sebagai perguruan tinggi predikat unggul. Salah satu syaratnya adalah menetapkan standar terhadap alumni. Salah satu indikator kinerja utama (IKU) perguruan tinggi yaitu lulusan mendapat pekerjaan yang layak. Ini juga sebagai alat evaluasi kinerja perguruan tinggi yang salah satunya termasuk komponen akreditasi program studi.

“Penilaian yang dilihat dari masa tunggu alumni mendapat pekerjaan, dan penyesuaian pekerjaan dengan jurusan yang diambil. Kami berharap dalam proses akreditasi akan datang alumnus lulus empat tahun sudah bekerja, serta stakeholder puas terhadap kinerja alumni,” jelas rektor.

Baca juga : Nyoman Sugiartha Ajak Mahasiswa Aktif Mengikuti Organisasi

Rektor berharap terbangunanya IKA ITN Malang akan membawa kolaborasi dan sinergi antara kampus dengan alumni. Apalagi dengan adanya program MBKM yang menghendaki kampus berkolaborasi dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Dimana program magang mahasiswa memerlukan perusahaan-perusahaan yang nantinya bisa diakomodir oleh alumni.

“Atas nama pimpinan kami berterima kasih alumni sudah mewujudkan kepengurusan. Dengan begitu informasi-informasi kampus bisa disebarluaskan dan menjadi promosi kampus. Dengan peran alumni hampir seluruh SMA di Jawa Timur sudah kami datangi. Baik melalui campus expo, maupun undangan, bahkan tim promosi kami juga sampai NTT, dan Kalimantan,” tandasnya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)




Anindya Aulia Rachmandari mahasiswa PWK ITN Malang menyabet Juara Favorit Duta Anti Narkoba Kota Malang 2023 (1)

Anindya Aulia Rachmandari jadi Duta Favorit Duta Anti Narkoba Kota Malang 2023

Anindya Aulia Rachmandari mahasiswa PWK ITN Malang menyabet Juara Favorit Duta Anti Narkoba Kota Malang 2023. (Foto: Istimewa)


Malang, ITN.AC.ID – Anindya Aulia Rachmandari mahasiswa Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang menyabet Juara Favorit Duta Anti Narkoba Kota Malang 2023 yang diadakan oleh BNN Kota Malang. Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) angkatan 2022 ini masuk top 10 pasang finalis dalam Grand Final Duta Anti Narkoba 2023 yang diselenggarakan di Studio UBTV, Sabtu malam (04/2/2023).

Menyabet predikat Duta Favorit menjadi kebanggan tersendiri bagi Aulia sapaan akrab Anindya Aulia Rachmandari. Juara favorit diambil berdasarkan vote tertinggi pilihan warganet (netizen). “Saya merasa harus bisa mengemban amanah ini dengan sebaik mungkin, agar tidak mengecewakan mereka yang telah mendukung saya sampai meraih juara favorit,” ujar Aulia saat dihubungi lewat sambungan whatsapp, Kamis (09/2/2023).

Keinginannya untuk menjadi duta anti narkoba berawal dari peran serta Aulia sebagai Penggiat Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) BNN Kota Malang. Ia bergabung dengan Volunteer Penggiat P4GN mulai Oktober 2022 lalu. Disini ia mendapat banyak sekali ilmu, new experience, teman, dan pelatihan.

Baca juga : Mahasiswi PWK ITN Malang Raih Top 5 Miss Cyber Mall Malang 2022

“Saya sebagai penggiat P4GN alangkah lebih baik jika saya juga bisa menjadi seorang duta. Dengan begitu saya dapat memberikan ilmu dan wawasan saya seputar narkoba lebih luas kepada masyarakat umum khususnya generasi muda,” terangnya.

Anindya Aulia Rachmandari mendapat dukungan dari teman satu kelasnya di PWK ITN Malang. (Foto: Istimewa)

Ajang yang terbuka untuk umum usia 17-22 tahun ini diikuti sekitar 185 peserta. Pada babak semifinalis diambil 40 peserta (20 pasang). Kemudian disaring lagi menjadi 100 pasang finalis yang kemudian menjadi bagian dari Paguyuban Duta Anti Narkoba (DAN) Kota Malang. Para finalis kemudian menjalani rangkaian karantina selama sebulan dengan mengikuti berbagai kegiatan. Seperti mendapat wawasan dan materi seputar narkoba, public speaking, bahasa inggris, berlatih koreo opening dance, dan beauty class.

“Kemarin waktu membuat video konten saya dibantu oleh kakak-kakak dari Himpunan Mahasiswa PWK dan teman-teman sekelas di ITN Malang. Mereka juga hadir dan mendukung saya saat acara grand final. Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung, memilih, dan mempercayai saya,” ungkap peraih Top 5 Miss Cyber Mall Malang 2022 ini.

Menurut Aulia, ajang duta anti narkoba membawa kesan tersendiri. Apalagi saat ia harus berlatih koreo opening dance dengan memakai high heels setinggi 12 cm. Pengalaman kali pertama ini membuatnya tertantang. Meskipun pada awalnya mengalami kesulitan, dengan berlatih keras pada akhirnya ia pun terbiasa memakai high heels 12 cm. Suka duka lainnya seperti drama terlambat, karena pak gojek yang nyasar, dan ia juga pernah hampir pingsan karena kecapean ketika tengah latihan.

Baca juga : Inovasi Program P4GN ITN Malang Terima Penghargaan Tokoh Penggiat Anti Narkoba

“Karena tuntutan, akhirnya saya berlatih sendiri di rumah. Berjalan-jalan di rumah dengan memakai high heels 12 cm. Ini menjadi pengalaman yang lucu yang tidak akan terlupakan. Tapi itu semua sebanding dengan pengalaman baru yang sangat berharga selama karantina, dengan kegiatan tiga kali seminggu. Serta bertemu teman-teman baru yang sudah seperti saudara sendiri,” bebernya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)