Nurul Afni Hanifa pecatur ITN Malang sabet tiga medali Porprov VIII Jatim 2023, dan Best Lady, Kejuaraan Catur Piala Bupati Sumenep, H. Achmad Fauzi Wongsojudo, SH., MH., 2023 (1)

Penuh Prestasi, Pecatur Putri ITN Malang Raih 3 Medali di Porprov Jatim

Nurul Afni Hanifa pecatur ITN Malang sabet tiga medali Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) VIII Jawa Timur 2023, dan Best Lady, Kejuaraan Catur Piala Bupati Sumenep, H. Achmad Fauzi Wongsojudo, SH., MH., 2023. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)


Malang, ITN.AC.ID – Mahasiswa Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) kembali menambah daftar atlet berprestasi pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) VIII Jawa Timur 2023. Kali ini Nurul Afni Hanifa mahasiswa Teknik Sipil S-1 ITN Malang berlaga pada cabang olahraga (cabor) catur mewakili kontingen dari Kabupaten Lumajang. Cabor catur digelar di Arayanna Hotel and Resort, Trawas, Kabupaten Mojokerto.

Nurul Afni Hanifa turun pada tiga kategori catur yang masing-masing kategori meraih medali. Yakni, medali perak catur kilat perorangan putri, medali perak catur cepat perorangan putri, dan medali perunggu catur standar perorangan putri.

“Persaingan catur tahun ini sangat ketat. Dari Lumajang ada 13 pecatur, tapi saya bermain di perorangan. Di Porprov saya sempat melawan atlet catur dari Sidoarjo, Lamongan, Bangkalan, Pasuruhan, Banyuwangi,” kata Hani akrab disapa saat ditemui di Ruang Humas ITN Malang beberapa waktu lalu.

Pada perebutan medali perak Hani bermain enam kali di catur kilat dan cepat. Dimana rangking 1 sampai 4 dinyatakan lolos masuk final dan semifinal. Pada semifinal rangking 1 bertemu rangking 4, dan rangking 2 bertemu dengan rangking 3. Bagi pemenang nantinya akan saling dipertemukan.

“Lawan paling berat dari Lamongan di catur kilat, dan cepat, dan akhirnya saya kalah di final,” kata mahasiswa semester 5 ini.

Baca juga : Atlet Arung Jeram ITN Malang Kantongi 3 Medali Porprov Jatim 2023

Menurut Hani, pada kategori catur yang membedakan adalah pada durasi bermain. Catur kilat 3 menit dengan tambahan 2 detik. Catur cepat 15 menit dengan tambahan 10 detik, dan catur klasik memakan waktu 3 jam atau diatas 60 menit.

Dari sekian kategori menurutnya Hani lebih unggul bermain pada catur kilat. Baginya lebih gampang meraih medali di kategori tersebut. Ada faktor hoki di sana, karena tidak semua pemain catur bisa berpikir cepat.

Nurul Afni Hanifa pecatur ITN Malang saat menerima medali perak di Porprov VII Jawa Timur 2023. (Foto: Istimewa)

Untuk mempersiapkan Porprov Jatim 2023 ini Hani diharuskan mengikuti karantina dan latihan selama tiga minggu di Lumajang. Latihannya seharian bisa sampai 12 jam. Baik latihan teori maupun sparing. Dalam sparing diperlukan partner atau rekan yang dijadikan lawan bertanding.

“Jadi saya harus ijin tiga minggu untuk tidak kuliah. Alhamdulillah para dosen di teknik sipil sangat men-support aktivitas saya di catur,” ujarnya yang mengaku tidak sempat bermain medsos, dan tidak punya akun Instagram.

Untuk menghadapi kejuaraan, di karantina Hani juga memperhatikan staminanya. Tidur dimulai pukul 9 malam, rutin minum susu, dan vitamin setiap hari. “Kalau kami tidak minum vitamin, dan tidurnya larut, maka besoknya tidak kuat main, tidak kuat mikir,” ungkapnya.

Meskipun begitu saat kejuaran catur Porprov VIII Jatim Hani sempat sakit. Ia merasa mual dan muntah. Menurutnya itu disebabkan tekanan berfikir yang mengakibatkan asam lambung naik.

Sebelum berprestasi di Porprov VIII Jatim 2023, Hani juga sempat mendulang prestasi sebagai Best Lady, Kejuaraan Catur Piala Bupati Sumenep, H. Achmad Fauzi Wongsojudo, SH., MH., 2023. Kejuaraan ini diselenggarakan oleh Pengurus PERCASI Kabupaten Sidoarjo di Kedai Tepi Teras (KTT) Sidoarjo pada Minggu (3/9/2023) lalu.

Baca juga : Nurul Afni Hanifa, Pecatur Putri ITN Malang Raih Emas dan Perak Porprov Jawa Timur

Saat ini Hani tengah bersiap mengikuti POMNAS XVIII 2023 (Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional) di Kalimantan Selatan pada November mendatang, dan Pra Pon pada Oktober 2023.

“Alhamdulillah lolos ikut seleksi Pomnas di Surabaya kemarin hari Sabtu (23 September 2023). Jadi awal November besok insyaallah bersiap main di Banjarmasin,” tandasnya penuh harap. Hani merupakan atlet perwakilan Kabupaten Lumajang ke Porprov, perwakilan Jawa Timur ke PON, dan sekarang perwakilan ITN Malang menuju POMNAS. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)




Mahasiswa PWK S-1 ITN Malang Juara 2 Lomba Penghargaan Karya Studio Perencanaan 2023 kategori Rencana Rinci

Bertolak ke Kalimantan, Tim PWK ITN Malang Menangi Lomba Penghargaan Karya Studio Perencanaan 2023

Tim PWK S-1 ITN Malang Juara 2 Lomba Penghargaan Karya Studio Perencanaan 2023 kategori Rencana Rinci. Kika: Ichsan Fathurahman, Aflah Mahesa Agni, Sahwa Nadia Fajar Rizki, Angelly Taruli Emmanuella, Reyvaldi Febrian Putra Nugroho. (Foto: Istimewa)


Malang, ITN.AC.ID – Mendulang prestasi di kancah nasional kembali ditorehkan oleh mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang). Kali mahasiswa PWK ITN Malang menyabet Juara 2 Pemenang Karya Studio Perencanaan, Kategori Rencana Rinci Tata Ruang Tahun 2023. Lomba Karya Studio Perencanaan dibagi menjadi 2 kategori, yaitu Rencana Umum dan Rencana Rinci, diselenggarakan oleh Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI), pada Kongres XII ASPI 2023 di Kampus Institut Teknologi Kalimantan (ITK), Kota Balikpapan, Kalimantan Timur pada Kamis, (14/09/2023).

Menurut ketua tim, Aflah Mahesa Agni mahasiswa PWK angkatan 2020, keikutsertaan Tim PWK ITN Malang berawal dari informasi di media sosial. Setelah diskusi dipilihlah tugas besar Rencana Detail Tata Ruang “RDTR Wilayah Perkotaan Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar 2022-2042” yang telah disusun pada mata kuliah Studio Perencanaan Kota II yang di buat di tahun 2022.

“Setelah berdiskusi kami memutuskan menggunakan tugas besar pada Studio Perencanaan Kota II, yaitu RDTR WP (Wilayah Perencanaan) Perkotaan Ponggok. Setelah berdiskusi dan berkoordinasi dengan dosen pengampu Studio Perencanaan Kota Ibu Nurul dan Pak Heltra kami sepakat untuk mendaftar dengan mengirimkan poster produk RDTR pada batas akhir pengumpulan poster akhir Juli kemarin,” jelas Aflah.

Setelah menunggu lebih dari lima minggu akhirnya pada awal September 2023 lalu Tim PWK ITN Malang dinyatakan lolos menjadi salah satu dari empat finalis yang semuanya berasal dari perguruan tinggi negeri. Menjadi satu-satunya finalis dari PTS membuat Tim PWK ITN Malang bangga. Apalagi banyak kendala yang dihadapi selama mengikuti alur perlombaan. Salah satunya adalah seluruh Tim PWK ITN Malang tidak berada di satu wilayah yang sama dikarenakan menjalankan kegiatan yang berbeda-beda.

“Iya, sebagian anggota sedang mengikuti program magang MSIB (Magang dan Studi Independen) INSPIRING Batch 5, di instansi Kementerian ATR/BPN. Ada yang sedang di kampung halaman, dan lain-lain. Sehingga semua koordinasi persiapan untuk presentasi lomba kami lakukan secara daring,” lanjutnya saat dihubungi lewat sambungan Whatsapp.

Baca juga : Pererat Persaudaraan Antar Mahasiswa, Himpunan Mahasiswa PWK Adakan Specta Planet 3.0

Masih menurut Aflah, Tim PWK ITN Malang mendapatkan giliran presentasi terakhir setelah tim dari Universitas Diponegoro (Undip), ITK, serta Universitas Sebelas Maret (UNS). Tiap tim diberikan waktu presentasi sekitar 15-20 menit, dan dilanjutkan sesi tanya jawab sekitar 10-15 menit. Dewan juri pada Kategori Rencana Rinci beranggotakan Mula Pralampita N., S.T., M.A., dari instansi Kementerian ATR/BPN, Charmarijaty, S.T., M.Si., dari IAP, serta Prof. Ir. Bakti Setiawan, M.A., Ph.D., dari ASPI.

Tim PWK ITN Malang mempresentasikan RDTR Wilayah Perencanaan Perkotaan Ponggok, Kabupaten Blitar untuk Periode 2022-2042. Tujuan perencanaan diusung untuk mewujudkan Perkotaan Ponggok sebagai Pusat Agroindustri pada 2042, dengan berfokus pada kata kunci industri, pertanian, dan peternakan.

Perwakilan Tim PWK ITN Malang menerima plakat juara 2 Penghargaan Karya Studio Perencanaan 2023 kategori Rencana Rinci dari ASPI. (Foto: Istimewa)

“Kondisi fisik Perkotaan Ponggok cocok untuk pertanian tanaman pangan dan hortikultura, pengembangan permukiman perkotaan, perdagangan dan jasa, serta industri. Selain itu, sebagai pusat pertanian dan peternakan Perkotaan Ponggok juga memiliki komoditas khas berupa jagung, nanas, belimbing, ayam petelur, itik petelur, dan penggemukan sapi potong,” bebernya.

Selain survei langsung dan tinjauan pustaka, mahasiswa PWK ITN Malang ini juga melakukan tinjauan kebijakan terhadap dokumen rencana tata ruang, rencana pembangunan, dan rencana sektoral di lingkup nasional, provinsi, dan kabupaten. Hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang kedudukan Perkotaan Ponggok terhadap wilayah sekitarnya maupun pada wilayah dengan hirarki lebih tinggi.

Data yang telah diperoleh kemudian diolah dan hasilnya dianalisis lalu dirumuskan menjadi potensi dan masalah. Kemudian dikembangkan menjadi isu strategis yang mengandung nilai kekuatan dan kelemahan dari internal perkotaan, serta peluang dan ancaman dari eksternal perkotaan.

“Isu strategis inilah yang menjadi dasar penyusunan tujuan dan kebijakan yang kemudian diterjemahkan secara spasial atau keruangan melalui rencana struktur ruang dan rencana pola ruang,” tambahnya.

Baca juga : Mahasiswa Arsitektur Gelar “Nata Karya” Pameran Perdana Perancangan Arsitektur

Meskipun banyak kendala teknis dan non teknis yang dialami oleh tim, mereka sangat bersyukur akhirnya TIM PWK ITN Malang berhasil mendapat juara 2 pada ajang lomba tingkat nasional. Hasil ini di luar prediksi. Apalagi jika mengingat kembali proses yang telah dijalani sejak mata kuliah Perencanaan Perkotaan I pada tahun 2021, Perencanaan Perkotaan II pada 2022. Hingga akhirnya yakin mendaftarkan diri mengikuti lomba.

“Kami berlima tidak pernah membayangkan dapat mewakili ITN Malang pada lomba tingkat nasional di Kalimantan. Apalagi bisa bersaing dengan finalis lain yang sepenuhnya berasal dari perguruan tinggi negeri,” tandas Aflah.  (Rini Anjarwati/Humas ITN Malang)




Dekan FTSP ITN Malang, Dr. Debby Budi Susanti, ST, MT., saat memberikan sambutan pada Gigantik Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) ITN Malang

Gigantik FTSP, Dekan Berharap Kampus Bebas Bullying, dan Kekerasan Seksual

Dekan FTSP ITN Malang, Dr. Debby Budi Susanti, ST, MT., saat memberikan sambutan pada Gigantik Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) ITN Malang. (Foto: Istimewa)


Malang, ITN.AC.ID – Mahasiswa baru Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) mendapat sambutan hangat dari sivitas akademika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP). Maba FTSP periode 2022/2023 disambut di Lapangan Merah Kampus 1 ITN Malang pada Sabtu (16/9/2023).

Gigantik FTSP ITN Malang menjadi momentum Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) oleh fakultas. Usai diterima oleh fakultas, mahasiswa akan diarahkan ke prodi masing-masing untuk menerima informasi terkait akademik maupun non akademik. Empat hari sebelumnya maba juga sudah mengikuti Gigantik institut.

Dekan FTSP ITN Malang, Dr. Debby Budi Susanti, ST, MT., pada sambutannya menekankan bahwa di kampus teknik ITN Malang tidak boleh ada aktivitas yang bersifat bullying, dan kekerasan seksual. Meskipun di perguruan tinggi mahasiswa dianggap terdidik, namun kenyataannya di luar sana tetap terjadi di lingkup akademik.

“Sekarang yang menjadi fokus kami bullying dan kekerasan seksual. Ini harus bersama kita hindari, jangan sampai terjadi. Sehingga mereka (mahasiswa) dapat melaksanakan pendidikan di ITN Malang dengan nyaman dan baik. Dengan begitu harapannya bisa lulus tepat waktu, dan sukses (nilai bagus),” jelas Debby, saat ditemui oleh Humas ITN Malang sebelum acara.

Baca juga : Dekan FTSP ITN Malang: Peserta Yudisium Menjadi Pemenang untuk Diri Sendiri

Untuk itu, fakultas lewat wakil dekan 3 bidang kemahasiswaan mendampingi maba dan prodi untuk memantau bila ada aktivitas yang berkaitan dengan hal tersebut. Fakultas juga meminta kepada mahasiswa untuk selalu melaporkan keluh kesahnya kepada prodi agar bisa ditindaklanjuti.

“Prodi yang paling paham mahasiswanya. Kalau mahasiswa ada keluhan silakan disampaikan kepada prodi, dan prodi melaporkan kepada kami untuk ditindaklanjuti. Harapannya prodi juga bisa membuka diri, bersikap kekeluargaan, sehingga mahasiswa tidak khawatir, dan tidak resah. Dengan begitu mahasiswa juga bisa lebih terbuka kepada prodi,” tegasnya.

Mahasiswa baru FTSP ITN Malang mengikuti PKKMB fakultas di Lapangan Merah Kampus 1 ITN Malang. (Foto: Istimewa)

Untuk pengenalan prodi mahasiswa akan mendapat penjelasan terkait struktur kurikulum masing-masing prodi, praktikum, dan sebagainya. Prodi juga akan memberikan strategi-strategi yang bisa dilakukan oleh maba agar bisa lulus tepat waktu.

Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan pertemuan dengan forum orang tua atau wali secara daring. Bagaimanapun tanggung jawab mendidik bukan hanya dibebankan kepada dosen, namun juga perlu melibatkan orang tua.

“Banyak wali yang tidak bisa hadir, jadi harus kami lakukan secara online. Kami berharap orang tua bisa bekerja sama. Kampus juga berusaha memfasilitasi dengan baik, sehingga bersama-sama kami bisa mengantarkan perjalanan studi anak-anak kami,” harapnya.

Peserta Gigantik FTSP ITN Malang kali ini masih didominasi oleh mahasiswa teknik sipil S-1, dan arsitektur S-1 sebagai prodi favorit. Selebihnya ada perencanaan wilayah dan kota (PWK) S-1, teknik geodesi S-1, dan teknik lingkungan S-1.

Baca juga : Hibah Software EIVA Dukung Kompetensi Dosen dan Mahasiswa Teknik Geodesi ITN Malang

Benediktus Diky D Beda (diky) salah satu mahasiswa teknik sipil menyatakan rasa senangnya menjadi bagian dari keluarga besar Teknik Sipil ITN Malang. Mahasiswa asal Flores Timur, NTT ini mengikuti rangkaian Gigantik dengan antusias.

Menurut Diky, posisi ITN Malang sebagai institut swasta terbaik di Indonesia membawanya memilih kuliah di teknik sipil ITN Malang. “Saya mencari di internet  jurusan yang dibutuhkan dalam dunia kerja. Salah satunya ya di teknik sipil. ITN pasti punya fasilitas yang sangat baik untuk mendukung saya dalam kuliah,” harapnya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)




Dekan FTSP ITN Malang, Dr. Debby Budi Susanti, ST, MT., saat memberikan sambutan pada yudisium FTSP ITN Malang.

Dekan FTSP ITN Malang: Peserta Yudisium Menjadi Pemenang untuk Diri Sendiri

Dekan FTSP ITN Malang, Dr. Debby Budi Susanti, ST, MT., saat memberikan sambutan pada yudisium FTSP ITN Malang. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)


Malang, ITN.AC.ID – Perasaan lega terpancar dari wajah-wajah bahagia mahasiswa Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang). Sebanyak 401 mahasiswa mengikuti yudisium di Auditorium Kampus 1 ITN Malang, Jumat (15/9/2023).

Dalam yudisium mahasiswa mendapat kejelasan status kelulusan dari perguruan tinggi, dan bersiap mengikuti wisuda. Kali ini FTSP ITN Malang meluluskan mahasiswa dari teknik sipil S-1 114 mahasiswa, arsitektur S-1 96 mahasiswa, PWK S-1 97 mahasiswa, teknik geodesi S-1 67 mahasiswa, dan teknik lingkungan S-1 27 mahasiswa.

Peserta yudisium terlihat memakai pakaian adat dari berbagai daerah. Menurut Dekan FTSP ITN Malang, Dr. Debby Budi Susanti, ST, MT., dengan memakai pakaian adat bertujuan untuk melestarikan dan mengenalkan budaya daerah dari asal masing-masing mahasiswa. Bahkan untuk mengapresiasi antusiasme peserta. Fakultas memilih dua pakaian adat terbaik yang diraih oleh pakaian adat Papua Tengah (putri), dan pakaian adat Dayak Ngaju, Kalimantan Tengah (putra).

Debby menyatakan rasa bangga dan senang akhirnya fakultas bisa melepas kelulusan mahasiswa. Banyak diantaranya yang lulus genap empat tahun, meskipun ada sebagian kecil lulus setelah berjuang tujuh tahun lamanya.

“Hari ini kalian menjadi pemenang untuk diri sendiri. Pemenang melawan godaan selama masa perkuliahan. Kalian sudah meninggalkan keluarga untuk meraih cita-cita, dan sekarang saatnya kalian bahagia,” kata Debby.

Baca juga : KKN Tematik ITN Malang Sukses Paparkan Pengembangan Wisata Dua Desa di Bangkalan

Menurut dekan sekaligus dosen Arsitektur ITN Malang ini, selepas wisuda ITN Malang akan melepas dan mengembalikan tanggung jawab pengawasan mahasiswa kepada orang tua masing-masing. Meskipun begitu yang harus selalu diingat alumni sampai kapanpun adalah tetap menjadi bagian keluarga besar ITN Malang.

“Tolong jaga nama baik ITN Malang dimanapun kalian berada. Jadilah pribadi dan alumni yang membanggakan. Dan teruslah mengukir prestasi,” pesannya. Ia juga berpesan agar setelah menjadi alumni mahasiswa tetap mengingat dosen dan almamater.

Sebanyak 401 mahasiswa FTSP ITN Malang mengikuti yudisium dengan menggunakan baju adat. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)

Tak lupa orang nomor satu di FTSP ITN Malang ini mewakili keluarga besar FTSP dan institusi meminta maaf jika selama mahasiswa studi di ITN Malang ada kekurangan dalam pelayanan. Debby juga berpesan kepada lulusan untuk bisa ikut serta mengisi tracer study. Selain untuk membantu persyaratan akreditasi, kelak juga akan kembali kepada alumnus jika tempat kerja mensyaratkan status akreditasi kampusnya.

“Di luar (kampus) ceritakan yang baik-baik tentang ITN Malang. Kami menunggu isian tracer study kalian. Semoga kalian semua sukses. Bisa menjadi pimpinan dengan jabatan tertentu. Sekali lagi selamat atas keberhasilan kalian di FTSP ITN Malang,” harapnya.

Pada yudisium kali ini juga diumumkan lima wisudawan terbaik masing-masing prodi. Dimana wisudawan terbaik FTSP diraih oleh calon wisudawan dari Arsitektur S-1, ITN Malang, Agung Setya Wahyudi dengan IPK 3,84. Capaian ini bisa menjadi contoh mahasiswa lain, meskipun aktif berorganisasi ternyata bisa juga berprestasi.

“Kaget tentunya. Tidak menyangka saya sebagai wisudawan terbaik fakultas,” kata Agung yang lulus tepat waktu empat tahun.

Baca juga : Bakti Desa Teknik Sipil, Satu Langkah Kecil untuk Keselamatan

Mahasiswa asli Probolinggo ini sebelumnya adalah Ketua Himpunan Mahasiswa Arsitektur (HMA). Dibalik kesibukannya sebagai ketua himpunan mahasiswa jurusan (HMJ) Agung masih sempat menorehkan prestasi akademik. Ia mengaku tidak memiliki trik khusus dalam belajar. Bahkan Agung menyarankan saat kuliah jangan terlalu serius.

“Santai tidak apa-apa, yang penting saat diberi materi bisa menerima. Saya sendiri juga kalau waktunya main, ya main. Untuk strategi belajarnya sisihkan waktu 2-3 jam fokus. Kita bisa menargetkan tugas lebih baik selesai di awal, daripada tertunda,” ungkap Agung. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)




KKN Tematik Arsitektur ITN Malang mendesain rest area dan resto di Desa Kemantren, Jabung, Malang

KKN Tematik Arsitektur Desa Kemantren Bidik Wisatawan Bromo

Mahasiswa Arsitektur ITN Malang melakukan sosialisasi program KKN Tematik di Desa Kemantren, Jabung, Malang. (Foto: Istimewa)


Malang, ITN.AC.ID – Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT), Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) menjadi salah satu bentuk inovasi proses pembelajaran kepada mahasiswa di luar kampus. Baru-baru ini Program Studi Arsitektur S-1 ITN Malang usai melaksanakan KKNT di Desa Kemantren, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang.

Sebanyak lima mahasiswa arsitektur terjun ke desa untuk menggali potensi, dan keinginan warga desa dalam upaya menaikkan perekonomian dan citra desanya. Apalagi Nongkojajar – Jabung menjadi alternatif rute wisata dari atau ke Gunung Bromo.

Menurut Bayu Teguh Ujianto, ST., MT., salah satu dosen pendamping, Desa Kemantren memiliki dua lahan (besar dan kecil) yang berpotensi untuk dikembangkan. Maka mahasiswa Arsitektur ITN Malang melakukan KKNT dengan membuat desain untuk kedua lahan tersebut.

“Program ini berawal dari permintaan desa, sekaligus kelanjutan kegiatan dari semester sebelumnya. Kalau semester sebelumnya (ganjil 2022) di Desa Kemantren kami membuat eduwisata sampah. Tahun ini (semester genap) membuat rest area dan resto,” ujar Bayu. Selain Bayu dosen pendamping lainnya adalah Sri Winarni, ST MT., Amar Rizqi Afdholy, ST., MT., dan Moh. Syahru Romadhon Sholeh, S.T., M.Ars.

Baca juga : Lirik Potensi Desa Kemantren, ITN Malang Siap Terjunkan KKN Tematik

Menurut Bayu, pihak desa menginginkan ada transit jep wisata dari atau ke arah Bromo sehingga wisatawan bisa beristirahat. Maka, didesainlah lahan besar untuk rest area beserta kelengkapannya seperti pom bensin mini, mushola, toilet, amphitheater (panggung), kios UMKM, dan penginapan. Sementara lahan yang kecil difungsikan untuk bangunan dua lantai. Lantai bawah untuk resto, dan lantai atas untuk cafe.

Untuk menuju ke tahap desain, sebelumnya tim mahasiswa KKNT ITN Malang telah melakukan komunikasi dengan warga, dan pihak desa, serta melakukan kajian ke lokasi lahan yang akan dimanfaatkan. Kemudian dilanjutkan dengan tahap Focus Group Discussion (FGD) dengan warga dan pihak desa. Ada tiga kali FGD. FGD pertama untuk mengonsep dan menggali keinginan warga. FGD kedua menyampaikan kemajuan desain dan alternatif desain, dan FGD ketiga finalisasi.

KKN Tematik Arsitektur ITN Malang mendesain rest area dan resto di Desa Kemantren, Jabung, Malang. (Foto: Istimewa)

Alhamdulillah desain sudah jadi dan diserahkan ke pihak desa. Untuk realisasi fisik sepenuhnya diserahkan ke desa. Harapan kami program ini bisa berkelanjutan,” imbuhnya.

Prodi Arsitektur S-1 ITN Malang selama ini memang konsisten mengirimkan mahasiswanya mengikuti program KKNT. Menurut Bayu, dengan mengikuti KKNT mahasiswa akan mendapat ilmu dari luar perkuliahan. Di lapangan mahasiswa bisa menemukan permasalahan yang tidak ada di kampus. Karena apa yang disampaikan di perkuliahan belum tentu aplikatif di lapangan.

“Disini mereka akan belajar problem solving, praktek manajemen kerja yang kelak mereka akan temui ketika bekerja. Di dunia kerja ada people management. Bagaimana mereka bisa mengelola waktu dan mengoptimalkan produktivitas. Poin plus-nya ketika lulus banyak networking,” tandasnya.

Baca juga : Perkuat dengan MOU, ITN Malang Siap Bantu SMKN 1 Gedangan Pacu Kompetensi Peserta Didik

Amar Rizqi Afdholy, ST., MT., turut menambahkan, kegiatan KKNT mahasiswa arsitektur di Desa Kemantren hanya sebatas membuatkan desain. Sementara untuk RAB bisa ditindaklanjuti oleh Prodi Teknik Sipil S-1 ITN Malang. Ia  menginformasikan kerja sama antara Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) ITN Malang dengan dengan Desa Kemantren sudah terjalin sejak April 2022 lalu.

“Desa Kemantren sudah ada kerja sama sebelumnya dengan fakultas (FTSP) ITN Malang. Nah, kalau desa menginginkan RAB, maka bisa nanti dengan teknik sipil,” katanya. Amar juga berharap untuk KKNT selanjutnya prodi-prodi di bawah naungan FTSP ITN Malang bisa saling berkolaborasi. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)