Akhmad Fatah Yasin, alumnus Arsitektur ITN Malang angkatan ’98 terpilih menjadi Ketua Ikatan Alumni Arsitektur ITN Malang (IAAI) masa bakti 2022-2026

Akhmad Fatah Yasin Terpilih jadi Ketua Ikatan Alumni Arsitektur ITN Malang, Profilnya Patut Disimak

Akhmad Fatah Yasin, alumnus Arsitektur ITN Malang angkatan ’98 terpilih menjadi Ketua Ikatan Alumni Arsitektur ITN Malang (IAAI) masa bakti 2022-2026. (Foto: Istimewa)


Malang, ITN.AC.ID – Akhmad Fatah Yasin terpilih menjadi Ketua Ikatan Alumni Arsitektur, Institut Teknologi Nasional Malang (IAAI) masa bakti 2022-2026. Afys panggilan akrabnya terpilih dengan perolehan suara terbanyak dari rivalnya Ahmad Zuhdi, dan Usman Nofianto. Pemilihan Ketua IAAI ditetapkan pada Musyawarah Besar (Mubes) IAAI Fest 2.0 bertajuk Resolusi & Rekognisi, di Auditorium Kampus 1 ITN Malang, Sabtu (22/10/22). Afys memastikan dirinya akan melanjutkan program kerja kepengurusan sebelumnya di bawah kepemimpinan Muhammad Chottob W.

“Program yang ada (sebelumnya) sudah bagus tetap kami jalankan. Tentunya IAAI kedepan juga punya program-program sosial arsitektur. Seperti membuat karya (membantu) pemukiman-pemukiman kumuh. Kami juga akan berupaya membantu mencarikan CSR (Corporate Social Responsibility),” kata Afys.

IAAI merupakan organisasi yang menaungi alumni Arsitektur ITN Malang mulai angkatan ’84 hingga sekarang dan seterusnya. Menurut Afys bukan pekerjaan mudah menahkodai IAAI selama empat tahun kedepan. Namun, dengan kerjasama dan support alumni dari berbagai angkatan, kedepannya ia yakin IAAI akan semakin maju. “Saya yakin, dengan dukungan dan kemampuan teman-teman akan menjadi support bagi IAAI untuk maju,” lanjutnya.

Sosok Afys di mata alumni maupun civitas akademika Prodi Arsitektur ITN Malang tidak asing lagi. Alumnus’98 ini semasa kuliah memang aktif dalam berbagai organisasi. Baginya kuliah tidak hanya fokus pada akademik, namun juga perlu belajar manajemen dan organisasi. Kemampuan manajerial inilah yang nanti akan memberi nilai plus dan membantu ketika benar-benar masuk ke dunia kerja.

Awalnya, memutuskan kuliah di jurusan arsitektur merupakan “kecelakaan” bagi Afys. Ia juga tidak menyangka pilihannya di bidang arsitektur akan membawanya melewati berbagai rintangan. Hingga akhirnya sukses mengelola Biro Arsitek bernama Imajiner Arsitek di Kota Batu.

Baca Juga : Menuju Mubes, Ikatan Alumni Arsitektur ITN Malang (IAAI) Gelar Berbagai Acara

“Sebenarnya menjadi arsitek bukan cita-cita saya. Ini karena “kecelakaan”. Awalnya saya ingin menjadi dokter. Karena tidak lolos dan keluarga menawari (kuliah jurusan) arsitektur, maka saya terima,” kenangnya.

Setelah menyelesaikan kuliah tepat waktu, Afys sempat kerja freelance. Tidak sampai satu tahun bekerja ia direkrut oleh kampus ITN Malang untuk bergabung menjadi arsitek lapangan mengerjakan pembangunan Kampus 2 ITN Malang. Satu tahun kemudian ia mendirikan CV yang bergerak dalam bidang kontraktor, namun kandas. Barulah di tahun 2005 Afys memulai karir berwirausaha dalam dunia arsitektur dengan mendirikan Studio Imajiner Arsitek.


Akhmad Fatah Yasin Ketua Ikatan Alumni Arsitektur ITN Malang masa bakti 2022-2026 (tengah), bersama kedua kandidat Ketua IAAI (berkaos hitam), dan tamu undangan. (Foto: Istimewa)

Imajiner Arsitek sebagai studio perencana/biro arsitek memiliki pengalaman pekerjaan profesional dalam bidang perencanaan dan pelaksanaan mulai dari rumah sederhana, interior, lanskap sampai bangunan sosial dan komersial. Di tahun 2008 Imajiner Arsitektur mulai bertumbuh dengan mengembangkan sistem profesional dengan bekerjasama dengan sub bidang lainnya seperti kontraktor, dan asisten arsitek.

Merintis Imajiner Arsitek penuh tantangan bagi Afys. Ia menuturkan, dua tahun awal merintis sempat tidak ada pekerjaan yang dikerjakan. Melihat kondisi tersebut mertua Afys menyarankannya untuk bekerja ke luar negeri, tapi ditolak. Afys masih berkeyakinan ia tidak salah dengan keputusannya menekuni dunia arsitektur.

“Saya juga pernah kena tipu. Mendapat pekerjaan kontraktor dengan mendapat pinjaman dana sekitar 200 juta rupiah, tapi nyatanya saya kena tipu. Waktu itu ada dana yang kembali tapi tidak banyak. Dari kegagalan, dan pengalaman-pengalaman itulah akhirnya saya banyak belajar,” lanjutnya.

Kerja keras dan konsisten menjadi bekal Afys untuk terus bekerja dan berkarya. Menurutnya tanpa sikap konsisten maka akan sulit memulai dan mengembangkan usaha. “Di titik dua tahun saya gagal. Tapi saya tidak lantas meninggalkan profesi saya sebagai arsitek. Karena saya yakin arsitek itu bukan hanya profesi. Karena ada unsur seni, kalau karya kita terbangun rasanya menjadi kebanggan tersendiri,” jelasnya.

Berbagai karya desain telah dihasilkan dari tangan dingin Afys. Salah satunya proyek Al-Izzah International Islamic Boarding School, Kota Batu yang telah ditekuninya selama 10 tahun sejak 2010. Proyek ini merupakan karya besar dan berkelanjutan. Imajiner Arsitektur selain mendesain rumah juga konsen mendesain masjid, dan pondok pesantren. Hingga mendapat julukan arsitek masjid dan pondok pesantren. Masjid yang pernah didesain tersebar diantaranya di Kota Malang, Kota Batu, Bawean, Bojonegoro, Mojokerto, Sumatera Barat, Jambi, dan lain-lain. Sementara pondok pesantren selain Al Izzah juga ada Pondok Pesantren Darus Shalawat Mojokerto, Internasional Islamic Boarding School Roushon Fikr Jombang, Ponpes Raudhatul Madinah Kota Batu, dan masih banyak lainnya.

Baca juga : Membangun Alumni, ITN Malang Gelar Reuni Akbar, dan Kongres IKANAS

“Memang orang mengenal saya sebagai arsitek masjid dan pondok pesantren. Agar biro dikenal masyarakat, saya mengawali dengan mengerjakan proyek-proyek sosial. Bagaimanapun juga bangunan yang paling banyak dilihat orang adalah masjid. Bahkan saya tidak berharap dibayar untuk desainnya. Dari sinilah biro (Imajiner Arsitek) banyak dikenal masyarakat,” ungkap putra asli Bawean ini.

Afys berharap mahasiswa khususnya Arsitektur ITN Malang terus bersemangat belajar dengan rajin, dan aktif berorganisasi. Bersilaturahmi kepada alumni yang sudah sukses juga menjadi cara untuk belajar dan mencari pengalaman lebih jauh. “Tempat kami membuka pintu kepada mahasiswa yang ingin berkunjung. Alhamdulillah dari kerja keras dan konsisten sudah ada 12 staf yang bernaung di Imajiner Arsitek,” tandasnya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)




Rektor ITN Malang Prof Dr Eng Ir Abraham Lomi MSEE saat meninjau pameran instalasi bambu dan poster desain bangunan karya alumni Arsitektur ITN Malang

Menuju Mubes, Ikatan Alumni Arsitektur ITN Malang (IAAI) Gelar Berbagai Acara

Rektor ITN Malang Prof Dr Eng Ir Abraham Lomi MSEE saat meninjau pameran instalasi bambu dan poster desain bangunan karya alumni Arsitektur ITN Malang, di Auditorium Kampus 1 ITN Malang, Rabu (19/10/2022). (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)


Malang, ITN.AC.ID – Ikatan Alumni Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang (IAAI) melaksanakan perhelatan akbar IAAI FEST 2.0. Kegiatan musyawarah besar (Mubes) ke-2 IAAI ini dipusatkan di Kampus 1 ITN Malang, mulai Rabu-Sabtu (19-22/10/2022).

Momen yang terbuka untuk umum ini akan menjadi promosi dari karya-karya alumni Arsitektur ITN Malang. Hal ini disampaikan oleh Rektor ITN Malang Prof Dr Eng Ir Abraham Lomi MSEE, bahwasannya momen tersebut sangat tepat untuk mengenalkan lebih jauh ITN Malang kepada masyarakat luas. Pasalnya desain arsitektur yang dipamerkan bukan hanya sekedar konsep, namun telah direalisasikan menjadi bangunan. Ini membuktikan kepercayaan masyarakat terhadap alumni Arsitektur ITN Malang sangat tinggi.

“Nantinya event seperti ini perlu dijadwalkan dengan baik. supaya memberikan motivasi kepada mahasiswa terutama arsitektur,” kata rektor Rabu (19/10/2022).

Ketua Pelaksana IAAI Fest 2.0 Agung Hariadi mengatakan, gelaran IAAI Fest 2.0 merupakan acara pergantian pengurus IAAI Nasional yang dikemas dengan berbagai kegiatan yang menarik. Rangkaian acara dibuka dengan pameran, kemudian ada seminar dengan menghadirkan tiga profesor membahas “Malang Mau Dibawa Kemana?”, ada juga entrepreneur class oleh alumni sukses, dan puncak IAAI Fest akan digelar pada Sabtu esok.

“Kami ingin memberikan sesuatu yang lebih, yang menarik, dan bermanfaat bagi kampus. Bahwa berkat kuliah di ITN kami bisa berkarya di masyarakat. Kampus ini mempunyai aset alumni dengan karya-karya yang cukup banyak. Acara kami buka untuk umum agar masyarakat lebih mengenal lagi tentang ITN khususnya Prodi Arsitektur,” ujar Agung yang juga merupakan arsitek Kota Araya Malang.

Baca juga : Prodi Arsitektur dorong Mahasiswa Asah Pengalaman dan Kreativitas dengan Ayda Awards 2022

Pameran pembukaan IAAI Fest 2.0 memang menarik. Bertajuk “Resolusi & Rekognisi” IAAI menghadirkan arsitektur instalasi bambu dimana keberadaan bambu sedang trend di masyarakat. Bambu dalam arsitektur bisa dimanfaatkan sebagai bahan alternatif, karena bambu harganya murah, namun dari segi fungsi cukup banyak.

“Salah satu arsitek yang fokus pada material bambu juga alumnus ITN. Dia mengerjakan detail-detail bambu untuk arsitektur. Kalau yang kami pamerkan ini desainnya dari Mas Teguh Laksono, dan dibuat oleh Mas Azwar Efendy. Semua alumni ITN Malang,” kata alumnus Arsitektur ITN Malang angkatan ‘94 ini.


Ketua Pelaksana IAAI Fest 2.0 Agung Hariadi dengan latar belakang instalasi bambu karya alumnus Arsitektur ITN Malang. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)

Sementara, untuk poster desain arsitektur yang dipamerkan merupakan hasil karya alumni semua angkatan. Menurut Agung, karya desain yang masuk ke panitia sejumlah 77 karya. Karena keterbatasan ruang, maka hanya 42 karya yang dipamerkan. Poster tersebut terpasang rapi menghias instalasi bambu dengan penataan cahaya yang apik. Poster-poster ini bukan hanya sekedar poster design, namun sudah teraplikasikan menjadi sebuah bangunan.

“Semua karya yang masuk bagus-bagus. Namun karena keterbatasan tempat, maka kami kurasi dan dipilih 42 karya yang dipamerkan. Kami pilih lengkap, ada skala rumah tangga, rumah sakit, instansi, pasar juga ada, masjid, dan lain sebagianya,” lanjutnya.

Agung berharap mubes IAAI Fest 2.0 akan terpilih ketua baru yang nantinya bisa membawa IAAI lebih bersinergi dengan kampus. “Acara ini memberikan semangat bagi alumni juga kampus. Betul-betul sumbangsih kami untuk mensupport kampus. Sekaligus kami ingin me-refresh kembali bahwa alumni ITN Malang ada, dan kampus eksis,” tandasnya.

IAAI Fest 2.0 diapresiasi oleh Kaprodi Arsitektur ITN Malang, Ir. Suryo Tri Harjanto, MT. Selama ini prodi selalu berharap adanya komunikasi yang baik antar alumni, dan juga dengan institusi. Selain untuk bersilaturahmi keberadaan IAAI juga bisa menguatkan program MBKM yang digulirkan pemerintah. Dimana mahasiswa bisa magang MBKM di perusahaan alumni.

“Alumni banyak memiliki pengalaman di dunia kerja. Sedang program pemerintah mendekatkan kampus dengan dunia usaha dan industri. Nah, yang paling efektif untuk program itu adalah mendekatkan alumni dengan kampus. Karena alumni jelas bidangnya arsitektur,” kata Suryo.

Baca juga : Tak Berencana Ikut Lomba, Mahasiswa Arsitektur Justru Meraih Penghargaan Honorable Mention Sayembara Desain Training and Sport Center AREMA FC

Suryo berharap pada momen mubes kali ini selain untuk memilih ketua baru, juga memberikan acara yang bermanfaat bagi ITN Malang, dan masyarakat. Kedepannya diharapkan panitia mubes IAAI membuat acara yang sama dan lebih inovatif.

“Momen seperti ini menunjukkan alumni Arsitektur ITN banyak yang sukses. Alangkah baiknya kerjasama dan komunikasi kedepannya lebih ditingkatkan lagi. Baik komunikasi antar alumni, juga prodi, dan kampus. Ini akan menjadi nilai plus bagi ITN Malang,” tandasnya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)




Andini Yunita Lailla Ramadhani lulusan terbaik Teknik Lingkungan S-1, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), ITN Malang, wisuda ke 68 tahun 2022

Wisudawan Teknik Lingkungan Gunakan Tanaman Akar Wangi dan Rami untuk Land Treatment Efluen IPAL

Andini Yunita Lailla Ramadhani lulusan terbaik Teknik Lingkungan S-1, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), ITN Malang, wisuda ke 68 tahun 2022. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)


Malang, ITN.AC.ID – Kota Malang memiliki beberapa instalasi pengolahan air limbah (IPAL) komunal. Salah satunya di RW 05 Tirta Rona, Kelurahan Tlogomas. Kualitas efluen IPAL tersebut melebihi standar baku mutu berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 68 Tahun 2016, tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik. Efluen adalah hasil sampingan yang akan dibuang dari suatu proses.

Efluen yang dibuang langsung ke lingkungan tanpa adanya pengolahan akan berdampak pada kualitas lingkungan. Hal inilah yang serius diteliti oleh akademisi Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. Salah satunya wisudawan terbaik Teknik Lingkungan S-1, ITN Malang, Andini Yunita Lailla Ramadhani.

“IPAL komunal RW 05 efluen air limbahnya setelah diolah masih diatas baku mutu. Maka, perlu dilakukan pengolahan lanjutan dengan metode fitoremediasi dengan sistem land treatment menggunakan tanaman akar wangi (Vetiveria zizanioides) dan tanaman rami (Boehmeria nivea),” kata pemilik IPK 3,64 ini.

Menurut Andini, Tanaman akar wangi dan rami sering digunakan sebagai efluen mediator, namun untuk limbah domestik masih jarang digunakan, sehingga bisa menjadi rujukan. Dari kolam penampungan terakhir dialirkan ke tiga kolam mediasi untuk melihat perbandingan kolam terhadap efluen IPAL komunal dan kolam yang diisi air PDAM. Kemudian di running secara bersamaan selama 21 hari.

Baca juga : Kedaireka ITN Malang Kembangkan Kampung Iklim RW 7 Tlogomas Lewat Peningkatan Kinerja Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim

Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah sifat fisik tanaman (tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah dan berat kering) dan sifat kimia tanah (pH, C-Organik, N-Total, P2O5). Terdapat variasi pengaliran menggunakan air PDAM dan efluen IPAL komunal.


Desain setting penelitian Andini Yunita Lailla Ramadhani Teknik Lingkungan S-1 ITN Malang.

“Hasilnya didapat kedua tanaman ini memiliki ketahanan yang baik terhadap efluen IPAL komunal. Jadi, tanaman akar wangi dan rami bisa menjadi rujukan sebagai efluen IPAL komunal,” tutur Andini.

Dari hasilnya, tanaman lebih cepat mengalami pertumbuhan di air limbah, dibandingkan dengan air PDAM. Karena air limbah mengandung sejumlah unsur hara yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk, sementara air PDAM mengandung kaporit yang bisa mematikan mikroba yang ada di dalam tanah.

Tanaman rami kedepannya juga bisa dibudidayakan secara kontinyu untuk diambil manfaatnya. Batang rami biasanya dijadikan serat untuk campuran bahan kain. Serat rami lebih kuat dari pada kapas, dan mampu menyerap air lebih tinggi.

Baca juga : Jody Novrian Finalis Pilmapres ITN Malang dengan Berbagai Prestasi 

“Kalau akar wangi bisa dimanfaatkan sebagai minyak atsiri untuk kosmetik, parfum, maupun pengharum,” tambahnya.

Wisudawan asal Palangka Raya, Kalimantan Tengah ini memang tidak asing dengan urusan IPAL. Di Teknik Lingkungan ada mata kuliah khusus yang membahas IPAL. Selama Program MBKM Andini juga terlibat langsung dengan warga RW 05 Tirta Rona. Namun, ia masuk dalam tim yang meneliti telemetri data cuaca dan kualitas udara di lingkungan IPAL. Penelitian skripsi Andini dibawah bimbingan Dr. Evy Hendriarianti, ST., M.MT, dan Candra Dwiratna Wulandari, ST., MT. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)




Kadek Wahyu Adi Pratama lulusan terbaik Teknik Sipil S-1, Fakultas Teknik Silil dan Perencanaan (FTSP), ITN Malang, wisuda ke 68 tahun 2022

Jembatan Hancur akibat Erupsi Semeru, Wisudawan Terbaik Sipil Rancang Ulang Jembatan Sungai Kobokan dengan Tipe Pelengkung yang Estetik 

Kadek Wahyu Adi Pratama lulusan terbaik Teknik Sipil S-1, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), ITN Malang, wisuda ke 68 tahun 2022. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)


Malang, ITN.AC.ID – Tentunya kita masih ingat erupsi Gunung Semeru Desember 2021 silam, yang mengakibatkan dampak kerusakan sarana dan prasarana di Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang. Bahkan terjangan lahar dingin Gunung Semeru memutuskan jembatan Sungai Besuk Kobokan yang menghubungan kedua kabupaten di Jawa Timur tersebut.

Jembatan ini awalnya memiliki lebar 9 meter, dan membentang 130 meter di atas Sungai Besuk Kobokan dengan konstruksi beton bertulang. Putusnya jembatan tersebut menggugah Kadek Wahyu Adi Pratama untuk mendesain ulang struktur atas jembatan dengan konstruksi baja tipe pelengkung (through arch). Dengan memanfaatkan box baja menggunakan metode LRFD. Jembatan pelengkung adalah jembatan dengan struktur setengah lingkaran dimana kedua ujungnya bertumpu pada abutmen.

“Saya mendesain ulang menggunakan pelengkung di atas lantai kendaraan menggunakan box baja. Eksisting jembatan awalnya menggunakan beton bertulang di bawah lantai kendaraan,” ujar Kadek saat ditemui di Ruang Humas ITN Malang.

Kadek merupakan mahasiswa Teknik Sipil S-1, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. Mahasiswa asal Bali ini meraih IPK 3,77 dan menjadi wisudawan terbaik di prodinya.

Baca juga : Kaji Gempa di Yunani Bawa Dosen Sipil ITN Malang Raih Doktor dari Taiwan

Untuk membuat jembatan, box baja didesain setinggi 22 meter, lebar jembatan 9 meter, jarak antar gelagar memanjang 1,75 meter, serta jarak antar gelagar melintang 5 meter. Hasil dari perencanaan yang telah dilakukan menggunakan metode Load and Resistance Factor Design (LRFD).

Menurut Kadek, dipilihnya struktur atas jembatan pelengkung, karena perencanaan pelengkung di bawah lantai kendaraan sangat sulit diterapkan di lapangan. Sedangkan pelengkung di atas perencanaannya lebih mudah. Apalagi jembatan pelengkung secara estetika lebih indah dari pada jembatan biasa.


Desain Sungai Besuk Kobokan karya Kadek Wahyu Adi Pratama wisudawan terbaik Teknik Sipil S-1 ITN Malang.

“Tipenya (jembatan) terinspirasi dari jembatan Kalikuto di Semarang yang memiliki sisi estetika dan artistik. Secara struktur kokoh, dan juga indah dilihat,” imbuh pemenang juara 2 6th Green Concrete Competition Universitas Negeri Malang 2021 ini.

Dijelaskan Kadek, fungsi pelengkung untuk mengurangi terjadinya lentur terhadap jembatan, sehingga efisien dalam penggunaan bahan. Karena, jika jembatan melentur otomatis harus membesarkan dimensi materialnya, agar jembatan tetap kokoh.

“Jadi, pemborosan material kalau tidak memakai pelengkung. Sebenarnya jembatan pelengkung ada beberapa variasi. Semuanya efektif diterapkan pada jembatan bentang panjang,” katanya.

Penggunaan material box dipilih karena lebih stabil dari pada profil baja lain. Karena jembatan pelengkung jika dimodelkan semua gaya akan mengalami gaya tekan. Jika menggunakan profil box akan lebih stabil menerima gaya tersebut daripada profil baja WF yang mudah menekuk.

“Material box juga lebih memberikan kesan estetika dan monumental. Pengendara yang lewat bisa menikmati arsitekturnya,” tandas Kadek, yang lulus dibawah bimbingan skripsi Mohammad Erfan, ST., MT, dan Vega Aditama, ST.,MT.

Baca juga : Himakpa ITN Malang Salurkan Bantuan untuk Korban Erupsi Gunung Semeru

Putra pasangan Made Suastika, dan Ni Nyoman Suardani ini tidak menyangka bisa menjadi salah satu wisudawan terbaik ITN Malang. Pasalnya, ia tidak mempunyai dasar dan pengetahuan tentang jurusan teknik sipil. Mengikuti teman-temannya Kadek masuk ke ITN Malang. Makanya, saat semester satu Kadek sempat kaget. Bukan soal mata kuliah menghitung, melainkan teori yang membuatnya kaget dan perlu lebih banyak beradaptasi.

“Saya juga ada pengalaman tidak tidur satu hari gara-gara ada deadline mengerjakan tugas yang harus segera dikumpulkan. Karena tugasnya banyak dan harus lekas selesai. Lumayan sulit juga bagi kami mahasiswa awal semester satu,” kenangnya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang




Kaprodi Arsitektur ITN Malang, Ir. Suryo Tri Harjanto, MT, memberikan cenderamata kepada perwakilan Nippon Paint.

Prodi Arsitektur dorong Mahasiswa Asah Pengalaman dan Kreativitas dengan Ayda Awards 2022

Kaprodi Arsitektur ITN Malang, Ir. Suryo Tri Harjanto, MT, memberikan cenderamata kepada perwakilan Nippon Paint. (Foto: Istimewa)


Malang, ITN.AC.ID – Prodi Arsitektur S-1, Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang mendorong mahasiswanya untuk terus berkarya. Salah satunya memberi kesempatan mahasiswa mengikuti kompetisi AYDA Awards 2022. Asia Young Designer Awards (AYDA) adalah kompetisi desain bergengsi tingkat Asia yang diselenggarakan oleh Nippon Paint. Sebagai platform pembelajaran bagi para desainer muda di Asia untuk saling berbagi ide desain.

“Terima kasih Tim AYDA telah memberi wadah kepada mahasiswa kami untuk ikut berkarya. Tidak tanggung-tanggung rancangan (kompetisi) ini akan dibawa sampai tingkat internasional,” ujar Kaprodi Arsitektur ITN Malang, Ir. Suryo Tri Harjanto, MT, di Gedung Arsitektur ITN Malang, Selasa (06/9/2022)

Suryo berharap mahasiswa arsitektur dapat mengikuti event tersebut. Selain menambah pengalaman sekaligus untuk menguji kemampuan, dengan mempraktekkan apa yang didapat di kampus. “Kegiatan ini sangat baik sekali. Semoga kerjasama kita (arsitektur dan AYDA) bisa berlanjut,” imbuhnya.

Baca juga : Tak Berencana Ikut Lomba, Mahasiswa Arsitektur Justru Meraih Penghargaan Honorable Mention Sayembara Desain Training and Sport Center AREMA FC

Bertemanakan “Converge: Pushing The Reset Button”, kompetisi AYDA untuk memicu kreativitas dan mendorong inovasi mahasiswa, sekaligus membimbing pengembangan profesionalisme mahasiswa. AYDA pertama kali diluncurkan di Malaysia dengan nama Nippon Paint Young Designer Awards (NPYDA) tahun 2008. Sementara, di Indonesia kali pertama dilaksanakan tahun 2012. Sampai dengan saat ini AYDA berhasil melibatkan keikutsertaan 16 negara di Asia, yaitu Indonesia, Bangladesh, Cina, Filipina, Hong Kong, India, Iran, Jepang, Malaysia, Pakistan, Singapura, Sri Lanka, Taiwan, Thailand, Turki dan Vietnam.

Windy Sekar, Sr Public Relations Executive at Nippon Paint Indonesia Jakarta menjelaskan, Nippon Paint Indonesia aktif melakukan sosialisasi AYDA ke berbagai perguruan tinggi. Khususnya kampus yang memiliki jurusan arsitektur dan desain interior.


Tim AYDA Nippon Paint memberi sosialisasi kompetisi AYDA Awards 2022 kepada mahasiswa ITN Malang. (Foto: Mita/Humas ITN Malang)

Alhamdulillah akhirnya kami bisa ke ITN Malang. Ini kunjungan pertama kami untuk memberikan sosialisasi, briefing materi, pelaksanaan program, serta berbagai informasi, dan manfaat mengikuti AYDA. Karena AYDA dilaksanakan tingkat nasional, hingga dunia,” kata Windy.

Menurut Windy, masing-masing peserta dari arsitektur dan desain interior yang berhasil masuk top 5 akan diberangkatkan ke Jakarta. Mereka akan mendapat coaching session atau bimbingan dari para desainer profesional mengenai karya yang sudah dibuat. Grand finalnya sendiri akan dilakukan awal tahun 2023 di Jakarta. Setelah didapat dua pemenang dari dua kategori, mereka akan berangkat mewakili Indonesia ke tingkat Internasional.

Dikatakan Windy, AYDA tidak hanya mengadakan event lomba, tetapi ingin membentuk komunitas. Berisi mahasiswa arsitek dan desain interior, serta para alumni, serta juri-juri yang sudah expert. Kegiatan ini sebagai bagian misi Nippon Paint untuk talenta muda arsitektur, dan desain interior.

“Yang paling diminati mahasiswa sebenarnya bukan menangnya. Menang itu bonus. Yang menarik adalah mereka akhirnya punya komunitas baru. Serta punya kesempatan magang, biasanya mereka ada yang terlibat dalam projek juri, mendapat tawaran magang atau kerja di negara lain. Bahkan ada yang terlibat dalam proyek IKN (ibu kota negara). Ada peluangkah ke sana,” imbuhnya.

Baca juga : Terapkan Green Construction Management Tim Teknik Sipil ITN Malang Juara 2 Kompetisi Tender Tingkat Nasional di Sukoharjo

Program CSR Warna Kehidupan dari Nippon Paint ini diharapkan bisa menjadi wadah tepat, serta wadah yang baik bagi mahasiswa untuk bisa menghasilkan karya terbaik bagi masyarakat lewat karya-karya arsitek dan desain interior. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)